Kalau kamu lagi belajar grammar bahasa Inggris, pasti pernah dengar istilah Kalimat Aktif dan Pasif kan? Nah, dua bentuk kalimat ini lumayan sering muncul, baik di pelajaran sekolah, kursus, sampai pas kamu lagi nulis atau ngobrol sehari-hari. Meski kelihatannya sederhana, masih banyak loh yang suka kebalik atau bingung cara ubah kalimat aktif ke pasif. Tenang, kali ini kita bahas dengan bahasa santai biar gampang dicerna.
Apa Sih Kalimat Aktif dan Pasif Itu?
Pertama-tama, kita kenalan dulu. Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjeknya melakukan suatu tindakan. Jadi fokusnya ada pada pelakunya. Misalnya: She writes a letter. Subjek “She” jelas-jelas melakukan aksi menulis. Sederhana dan to the point.
Sementara Kalimat pasif adalah kebalikannya. Di sini, subjek bukan pelakunya, tapi “korban”-nya alias penerima aksi. Contoh: A letter is written by her. Suratnya yang jadi fokus, bukan siapa yang nulis. Penekanan pindah ke objek.
Nah, dua bentuk inilah yang kita sebut Kalimat Aktif dan Pasif. Masing-masing punya fungsi tertentu, jadi bukan buat gaya-gayaan aja ya.
Kenapa Harus Paham Kalimat Aktif dan Pasif?
Pertanyaan bagus! Banyak orang ngerasa belajar grammar itu ribet, padahal manfaatnya banyak. Contonya kamu bisa:
- Menulis teks lebih jelas dan tepat
- Ngobrol pakai struktur kalimat yang benar
- Bikin essay, artikel, atau laporan lebih rapi
- Ngerti berita atau teks akademik yang biasanya pakai banyak kalimat pasif
Pokoknya skill yang penting banget buat kamu yang pengen English-nya naik level.
Perbedaan Utama Kalimat Aktif dan Pasif
Biar lebih gampang, coba lihat perbedaan dasarnya:
| Aspek | Kalimat Aktif | Kalimat Pasif |
| Fokus | Pelaku aksi | Penerima aksi / objek |
| Struktur | S + V + O | O + to be + V3 + (by + S) |
| Gaya | Lebih lugas & natural | Lebih formal & fokus pada hasil |
| Kebutuhan pelaku | Selalu disebut | Bisa disebut, bisa disembunyikan |
Jadi kalau kamu mau langsung ke inti siapa yang melakukan apa, pakai aktif. Tapi kalau mau highlight hasil atau objeknya, pasif lebih cocok.
Rumus Umum Kalimat Aktif dan Pasif
Supaya makin mantap, ini rumus simpel yang wajib kamu ingat. Dalam pembentukan Kalimat Aktif dan Pasif, rumus disesuaikan dengan tenses.
| Tense | Pola Aktif | Pola Pasif |
| Simple Present | S + V1 + O | S + am/is/are + V3 |
| Simple Past | S + V2 + O | S + was/were + V3 |
| Present Continuous | S + am/is/are + V-ing + O | S + am/is/are + being + V3 |
| Present Perfect | S + have/has + V3 + O | S + have/has + been + V3 |
| Future Simple | S + will + V1 + O | S + will be + V3 |
Ingat ya, bentuk kata kerja berubah ke past participle (V3) di kalimat pasif. Banyak yang suka lupa bagian ini.
Contoh Kalimat Aktif dan Pasif di Berbagai Tenses
Sekarang lihat langsung biar makin ngerti.
Simple Present
- Aktif: Ana reads a book.
- Pasif: A book is read by Ana.
Simple Past
- Aktif: Ali painted the house.
- Pasif: The house was painted by Ali.
Present Continuous
- Aktif: They are watching a theater.
- Pasif: A theater is being watched by them.
Present Perfect
- Aktif: We have finished the homework.
- Pasif: The homework has been finished by us.
Future Simple
- Aktif: She will send the package.
- Pasif: The package will be sent by her.
Kalau diperhatiin, strukturnya selalu berubah sesuai bentuk waktunya, jadi jangan sampai salah pilih to be atau bentuk verb ya.
Kapan Harus Pakai Kalimat Aktif?
Kalimat aktif cocok kalau:
- Kamu pengen kalimat jelas dan langsung
- Butuh kasih tahu siapa pelakunya
- Lagi ngobrol santai sehari-hari
- Nulis teks yang simple dan mudah dibaca
Contoh: The teacher explains the lesson.
Ini terasa natural dan mudah dimengerti.
Kapan Kalimat Pasif Lebih Tepat?
Kalimat pasif dipakai saat:
- Pelaku tidak penting atau tidak diketahui
- Fokus lebih ke hasil atau objek
- Mau bikin kalimat lebih formal (misal laporan, artikel penelitian)
Contoh: The window was broken last night.
Kita nggak tahu siapa yang rusakkin jendelanya dan itu nggak penting dalam konteks kalimat.
Dalam dunia akademik atau jurnalistik, Kalimat Aktif dan Pasif sering dipakai bergantian tergantung konteks penjelasan.
Tips Mudah Bedain dan Bikin Kalimat Pasif
Biar kamu makin jago mainin kalimatnya, cobain tips ini:
- Temukan subjek, verb, dan objek dulu
- Pindahin objek ke depan sebagai subjek baru
- Sesuaikan to be dengan tense-nya
- Ubah verb jadi V3
- Tambahin “by + pelaku” (opsional)
Latihan kecil:
Aktif: Tom cleans the room.
Pasif: The room is cleaned by Tom.
Gampang kan? Latihan begini terus sampai otomatis kebentuk di kepala.
Kesalahan yang Sering Terjadi
Saat belajar, biasanya orang suka salah di bagian ini:
- Lupa pakai V3
- Salah pilih am/is/are atau was/were
- Semua kalimat dipaksa jadi pasif padahal nggak perlu
- Susah nemuin objek, jadi bingung mau ubah
Ingat ya, nggak semua kalimat bisa atau harus diubah ke pasif, terutama kalau nggak punya objek jelas.
Kenapa Banyak Teks Formal Suka Kalimat Pasif?
Kalimat pasif bikin tulisan terdengar objektif dan netral. Misalnya dalam penelitian:
- The experiment was conducted…
bukan - We conducted the experiment…
Dalam dunia akademik, Kalimat Aktif dan Pasif dipakai strategis supaya tulisan lebih profesional dan tidak “sok personal”.
Kesimpulan
Belajar Kalimat Aktif dan Pasif sebenarnya nggak sesulit yang dibayangkan. Kuncinya adalah ngerti konsep dasar, hafal pola dasar tiap tense, dan sering latihan. Pakai kalimat aktif untuk tulisan yang tegas dan natural, dan gunakan kalimat pasif ketika fokusnya ada di objek atau kejadian, bukan pelakunya.
Yang penting, santai aja pelan-pelan nanti juga lancar. Mulai dari kalimat sederhana dulu, lama-lama otomatis bisa bikin kalimat pasif tanpa mikir panjang.
Kalau kamu terus latihan, baca, dan coba bikin tulisan sendiri, dijamin paham tinggal modal kebiasaan. Semangat ya, jangan takut sama grammar yang penting dibiasain!
Baca artikel lainnya
Belajar Bahasa Inggris Sambil Liburan? Yuk, Rasakan Serunya di Kampung Inggris Jogja!